@article{Tanujaya_Yordani Putra_2021, title={A PRELIMINARY EVALUATION OF KWOK PUI-LAN’S POSTCOLONIAL FEMINIST THEOLOGICAL METHOD}, volume={16}, url={https://ojs.sttaa.ac.id/index.php/JAA/article/view/472}, DOI={10.47754/jaa.v16i1.472}, abstractNote={<p><strong>Abstrak: </strong>Teologi feminis pascakolonial merupakan sebuah gerakan teologis dari Dunia Ketiga yang berusaha menggabungkan perjuangan feminis melawan androsentrisme dan patriarki dari generasi pertama teolog feminis—yang dominan berkulit putih—dengan sebuah kesadaran terhadap pengalaman kolonial dan perjuangan bagi kemerdekaan. Di dalam area penafsiran Alkitab, pendekatan feminis pascakolonial mencoba untuk mendekolonisasi dan mendepartriarkalisasi teks-teks Alkitab dan penafsirannya bagi tujuan-tujuan liberatif. Artikel ini mengobservasi dan menganalisis salah satu teolog feminis pascakolonial yang terkemuka, yaitu Kwok Pui-Lan, secara khusus menelaah metode berteologinya yang unik. Tiga isu spesifik akan dibahas: pandangannya tentang pengalaman, Alkitab, tradisi, dan akal budi sebagai sumber-sumber berteologi, pandangannya tentang doktrin Alkitab dan penafsirannya, dan metodenya dalam melakukan teologi feminis pascakolonial. Artikel ini akan ditutup dengan sebuah evaluasi awal. Sementara beberapa poin positif dapat ditarik dari metodenya, kaum Injili akan melihat beberapa potensi masalah, khususnya terkait isu otoritas, kebenaran, dan identitas.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract: </strong>Postcolonial feminist theology is an originally Third-World theological movement which attempts to combine feminist struggles against androcentrism and patriarchy of the first generation of feminist—predominantly White—theologians with an awareness of colonial experience and struggle for independence. In the area of biblical interpretation, postcolonial feminist approach tries to decolonize and depatriarchalize both biblical texts and their interpretations for liberative purposes. In this article, authors will observe and analyze one of the most prominent postcolonial feminist theologians, Kwok Pui-Lan, specifically looking at her unique theological method. Three specific issues will be addressed: her view on experience, Scripture, tradition, and reason as sources of theology, her doctrine of Scripture and its interpretation, and her method of doing postcolonial feminist theology. The article will then be concluded with a preliminary evaluation. While some positive points can be drawn from her method, evangelicals will observe some potential problems, especially those concerning the issues of authority, truth, and identity.&nbsp;</p&gt;}, number={1}, journal={Jurnal Amanat Agung}, author={Tanujaya, Fandy Handoko and Yordani Putra, Yeremia}, year={2021}, month={Mar.}, pages={29-66} }