https://ojs.sttaa.ac.id/index.php/JAA/issue/feedJurnal Amanat Agung2024-12-20T09:52:48+00:00Yeremia Yordani Putrayeremia.putra@sttaa.ac.idOpen Journal Systems<p>Jurnal Amanat Agung (selanjutnya, Jurnal AA) adalah jurnal berbasis <em>peer-review</em> yang diterbitkan oleh STT Amanat Agung dua kali setahun pada Juni dan Desember. Jurnal AA diterbitkan dalam rangka turut mengembangkan dan memajukan penelitian di bidang ilmu teologi, yang mencakup sub-bidang biblika, sistematika, historika, dan praktika, termasuk pendidikan Kristen, musik gerejawi, serta studi interkultural.</p>https://ojs.sttaa.ac.id/index.php/JAA/article/view/616MENYELESAIKAN PEMBERIAN YANG TERTUNDA2024-11-21T01:27:17+00:00Julius Stefanus Sibagariangjuliusstefanus4@gmail.comPelita Hati Surbaktipelitahatisurbakti@gmail.com<p>Memberi kepada mereka yang berkekurangan merupakan tradisi gereja di sepanjang masa. Dalam kenyataannya, tradisi ini tidak selalu dapat dilaksanakan, bahkan ada kalanya tertunda dan akhirnya tidak terlaksana. Ada sejumlah faktor penyebab ketika gereja dan/atau anggota jemaat menunda pemberian mereka. Dalam 2 Korintus 8:1-9, rasul Paulus juga menyaksikan jemaat Korintus menunda pemberian mereka. Dengan menggunakan analisis argumentasi serta dikonfirmasi dengan analisis sosial, penulis mencoba menemukan apa penyebab penundaan itu serta apa pula strategi Paulus dalam mendorong jemaat Korintus untuk menuntaskan komitmen mereka untuk memberi. Kesimpulannya, 2 Korintus 8:1-9 memuat strategi Paulus dalam mendorong jemaat Korintus untuk menyelesaikan pemberian yang tertunda itu. Setidaknya ada dua penyebab penundaan ini. Yang pertama adalah gaya hidup kosmopolitan yang memberi perhatian kepada kehidupan mewah serta status sosial. Yang kedua adalah adanya konflik atau setidaknya persepsi negatif di dalam jemaat. Untuk menyikapinya, Paulus menggunakan dua argumentasi untuk mendorong jemaat Korintus. Yang pertama adalah dengan memperlihatkan anugerah kepada jemaat Makedonia yang miskin. Yang kedua adalah dengan memperlihatkan besarnya anugerah Allah dalam diri Yesus Kristus. </p>2024-11-21T01:15:39+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Amanat Agunghttps://ojs.sttaa.ac.id/index.php/JAA/article/view/620KASIH MEMENUHI HUKUM TAURAT2024-12-20T09:52:48+00:00Jhon Nara Purbajhon.purba@uph.edu<p>Diskursus mengenai hukum Taurat (νόμος) dalam teologia Paulus merupakan topik yang tidak luput dari perdebatan berkepanjangan diantara para ahli teologi Paulus. Berbagai pendekatan dan sudut pandang yang berbeda telah dihasilkan dari diskursus tersebut. Tema hukum Taurat dalam teologi Paulus, khususnya etika di surat Roma bersifat problematik. Pada satu sisi Paulus menegaskan bahwa orang percaya tidak lagi berada dibawah hukum Taurat (Rm. 7:6) karena hukum Taurat telah digenapai (Rm. 8:1-4; 10:4). Paulus dalam Roma 13:8-10, menyatakan kasih sebagai landasan dan identitas etika jemaat dengan mengutip hukum Taurat. Walaupun Paulus tidak pernah secara eksplisit mendorong jemaatnya untuk mendasarkan etika mereka pada hukum Taurat, tetapi istilah “memenuhi” (ἀνακεφαλαιόω) menyiratkan hukum Taurat memiliki peran secara teologis dan positif dalam etika Paulus. Istilah “memenuhi” memberikan kesan keberlanjutan dan dukungan terhadap hukum Taurat. Apakah Paulus sedang memberikan dukungan pelaksanaan Hukum Taurat dalam etikanya? Apa sebenarnya makna atau peran hukum Taurat dalam pengajaran etika Paulus? Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji relasi hukum Taurat dengan etika Paulus dalam Roma 13:8-10. Pendekatan <em>d</em><em>iscourses </em><em>a</em><em>nalysis </em>(DA) berbasis pada fungsi “partikel" atau “fitur” akan digunakan untuk mempertajam hasil eksegesis teks Roma 13:8-10.</p>2024-12-20T09:39:44+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Amanat Agung