https://ojs.sttaa.ac.id/index.php/JPKM/issue/feedJurnal Pelayanan Kaum Muda2025-03-11T08:36:56+00:00Ivan Christianpsppkm@sttaa.ac.idOpen Journal Systems<p>Jurnal Pelayanan Kaum Muda (JPKM) adalah sebuah jurnal akademik dalam bidang pelayanan kaum muda. JPKM bertujuan untuk mengembangkan atau memajukan penelitian mengenai pelayanan kaum muda dari perspektif teologi yang terintegrasi dengan disiplin ilmu lainnya. Dengan demikian, JPKM dapat menjadi sumber belajar bagi pengembangan pelayanan kaum muda dalam berbagai konteks di Indonesia.</p> <p>JPKM diterbitkan dua kali dalam setahun (Juni dan Desember) oleh Pusat Studi dan Pengembangan Pelayanan Kaum Muda—STT Amanat Agung. </p>https://ojs.sttaa.ac.id/index.php/JPKM/article/view/659Front Matter2025-03-11T08:36:56+00:00Ivan Christianivan.christian@sttaa.ac.id2023-12-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Pelayanan Kaum Mudahttps://ojs.sttaa.ac.id/index.php/JPKM/article/view/660Back Matter2025-03-11T08:35:49+00:00Ivan Christianivan.christian@sttaa.ac.id2023-12-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Pelayanan Kaum Mudahttps://ojs.sttaa.ac.id/index.php/JPKM/article/view/558Penumbuhan Nilai untuk Pembentukan Karakter Remaja dalam Konteks Sekolah Kristen2025-02-25T06:32:34+00:00Februari Watifebruarijustio@gmail.com<p style="font-weight: 400;">Saat ini tampak nyata krisis karakter tengah terjadi di kalangan remaja, seperti perilaku penyimpangan sosial yang mereka lakukan dalam bentuk pergaulan bebas, tawuran, merokok, dan penyalahgunaan obat-obat terlarang. Fenomena ini menunjukkan bahwa pendidikan belum berhasil untuk membangun pribadi yang holistik. Beberapa bentuk krisis karakter remaja juga tampak nyata terjadi dalam sekolah Kristen. Sekolah Kristen dipandang gagal dalam membentuk dan menghasilkan remaja berkarakter mulia. Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan tentang bagaimana sekolah Kristen dapat melaksanakan pendidikan yang membentuk karakter remaja lewat penumbuhan nilai. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode kualitatif deskriptif, khususnya metode penelitian literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pembelajaran nilai Kristen harus didesain sampai pada penumbuhan nilai dalam diri remaja dengan memfasilitasi pola pembelajaran yang menyentuh tiga ranah belajar, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selain itu, sekolah Kristen juga harus melibatkan seluruh komponen pendidikan, yaitu kurikulum, guru, lingkungan holistik, orang tua, dan remaja sebagai pembelajar aktif.</p>2023-12-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Pelayanan Kaum Mudahttps://ojs.sttaa.ac.id/index.php/JPKM/article/view/561Persahabatan Rohani sebagai Sarana Formasi Spiritual dalam Kehidupan Orang Kristen2025-02-25T06:32:34+00:00Gita Riagita.ria_alumni@sttaa.ac.id<p style="font-weight: 400;">Pembahasan terkait formasi spiritual cenderung menekankan disiplin rohani yang dilakukan secara pribadi dan kurang memperhatikan aspek komunal. Seharusnya, disiplin rohani yang dilakukan secara pribadi maupun komunal dapat diterapkan bersamaan. Tulisan ini bertujuan untuk tentang disiplin rohani yang dilakukan secara komunal, khususnya melalui persahabatan rohani. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, melalui persahabatan rohani, seseorang dapat mengalami formasi spiritual yang menolongnya untuk dapat menjadi semakin serupa dengan Kristus. Terdapat beberapa prinsip yang harus diterapkan untuk membangun persahabatan rohani, prinsip-prinsip yang berbeda dengan persahabatan pada umumnya, yaitu berorientasi pada Kristus, kesetaraan, dan komitmen. Prinsip-prinsip tersebut perlu dilakukan secara sengaja. Dengan demikian, melalui persahabatan rohani, seseorang dapat menemukan aspek-aspek dalam dirinya yang perlu diubah maupun ditingkatkan, yang tentunya mengarah kepada keserupaan dengan Kristus.</p>2023-12-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Pelayanan Kaum Mudahttps://ojs.sttaa.ac.id/index.php/JPKM/article/view/586Penerapan Mutual Direction dalam Pelayanan Kaum Muda2025-02-25T06:32:34+00:00Izak Rio Hernemus Bainuanizak.rio.1987@gmail.com<p style="font-weight: 400;">Pengaruh modernisasi dan era disrupsi telah membuka ruang yang lebih besar terhadap kebutuhan akan pembimbingan dan pengarahan rohani. Generasi muda memerlukan bimbingan dan pengarahan secara spiritual untuk menolong mereka menghadapi berbagai masalah dan krisis yang dihadapi hari ini. Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa <em>mutual direction </em>dapat menjadi salah satu alternatif untuk dapat diterapkan dalam konteks pelayanan kaum muda guna membentuk kehidupan spiritual yang sehat. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah penelitian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa <em>mutual direction </em>adalah sebuah tipe <em>spiritual direction </em>yang dapat menolong kaum muda menghadapi masa-masa sulit dan krisis dalam hidup mereka. Gereja perlu memperlengkapi kaum mudanya dalam menghadapi masalah tersebut, termasuk memperlengkapi mereka dalam mendampingi teman atau sahabatnya yang sedang menghadapi masalah atau krisis. Penerapan <em>mutual direction</em> memerlukan dukungan dari semua komponen di gereja, bukan semata-mata menjadi tugas dari pengurus pemuda, pemimpin kelompok anak muda, <em>youth workers</em>, atau majelis pendamping pemuda saja.</p>2023-12-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Pelayanan Kaum Mudahttps://ojs.sttaa.ac.id/index.php/JPKM/article/view/563Strategi Coaching untuk Pengembangan Spiritualitas Kaum Muda2025-03-03T04:32:27+00:00Elcent Aprico Adilelcent.adil@sttaa.ac.id<p style="font-weight: 400;">Budaya pascamodern telah membentuk spiritualitas kaum muda menjadi spiritualitas yang memiliki karakteristik ambiguitas, autentisitas, dan pengalaman. Di tengah konteks ini, ada sebuah permasalahan, yaitu ada indikasi bahwa beberapa gereja kurang mempertemukan pemahaman dan pengalaman kaum muda dalam upaya pengembangan spiritualitas mereka.Tulisan ini bertujuan untuk mengusulkan strategi <em>coaching </em>sebagai sebuah strategi relevan untuk pengembangan spiritualitas kaum muda di tengah budaya pascamodern. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat tahapan <em>coaching </em>dapat digunakan untuk pembangunan spiritualitas kaum muda: (1) mengidentifikasi kebutuhan yang dimiliki oleh kaum muda (tahapan <em>preparation</em>); (2) memberikan ruang pemahaman berupa pendalaman Alkitab bagi kaum muda (tahapan <em>practice</em>); (3) memberikan ruang untuk mengalami dengan cara mengajak kaum muda untuk mengaplikasikan firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari(tahapan <em>performance</em>); dan (4) melakukan evaluasi bersama dengan kaum muda atas rangkaian proses <em>coaching </em>yang telah dilakukan (tahapan <em>post-game</em>).</p>2023-12-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Jurnal Pelayanan Kaum Mudahttps://ojs.sttaa.ac.id/index.php/JPKM/article/view/637Tuhan dan Gambling2025-03-05T07:49:40+00:00R. Addy Ivanka Satya Permanaaddy.permana@sttaa.ac.id<p style="font-weight: 400;"><em>Loot boxes </em>menjadi salah satu skema yang umum dan hampir dapat ditemui di segala jenis <em>game online</em>. Siapa saja yang bermain <em>game online </em>dapat terlibat dalam skema tersebut. Kehadiran <em>loot boxes </em>memunculkan sebuah <em>problem of gambling</em>, di mana para pemain mempraktikkan tindakan <em>gambling </em>dan dapat mengalami keinginan untuk merasakan kesenangan dan kepuasan secara berlebihan. Fenomena ini menuntut sebuah refleksi teologis yang mendalam agar orang percaya dapat memberikan respons yang tepat atas fenomena ini. Tulisan ini berisi refleksi teologis tentang fenomena <em>gambling</em> dalam skema <em>loot boxes</em> di <em>game online</em>. Penelitian ini menggunakan metode teologi praktika yang digagas oleh Richard R. Osmer. Dengan menggunakan metode ini respons yang muncul akan dibangun dalam bentuk refleksi teologis. Melalui refleksi teologis tentang fenomena <em>gambling</em> dalam <em>skema loot boxes </em>di <em>game online</em> didapati bahwa <em>gambling</em> dalam skema <em>loot boxes</em> menempatkan manusia kepada keterikatan, di mana manusia dibuat untuk meletakkan harapannya kepada kemungkinan-kemungkinan. Kepuasan sejati manusia hanya dapat ditemukan melalui hubungan dengan Tuhan, yang memenuhi kebutuhan jiwa terdalam. Pembebasan dari keterikatan diberikan melalui Kristus yang memanggil manusia untuk mengandalkan dan memuliakan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk ketika menghadapi ketidakpastian.</p>2023-12-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Pelayanan Kaum Muda