Quarter-Life Crisis dan atas Perspektif Spiritualitas Søren Kierkegaard untuk Menghadapi Tekanan: Studi Atas Pemuda GPIB Maranatha Bandung

Keywords: Quarter-life crisis, tekanan, Pelkat GP GPIB Maranatha Bandung, Kierkegaard, spiritualitas

Abstract

Kategori usia emerging adult (18-30 tahun) membawa tekanan dalam hidup seperti pencapaian prestasi, pekerjaan, karier, hingga asmara dan keluarga. Tekanan-tekanan tersebut membawa krisis yang muncul dalam fenomena quarter-life crisis (QLC). Satu pendekatan untuk mengatasi QLC yang sudah diteliti dalam beberapa penelitian adalah penguatan spiritualitas mereka yang berada dalam kategori usia ini. Penelitian ini melakukan uji QLC yang diajukan Christine Hassler terhadap anggota Pelayanan Kategorial (Pelkat) Gerakan Pemuda (GP) GPIB Maranatha Bandung dan menggunakan pemikiran Søren Kierkegaard mengenai penderitaan sebagai tawaran spiritualitas atas tekanan dalam QLC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 32 dari 49 responden yang valid menunjukkan fenomena QLC. Mereka juga mengungkapkan bahwa ekspektasi keluarga membawa tekanan bagi mereka, lalu mereka menyadari bahwa mereka harus mencari jalan keluar, dan mencari penyertaan Allah akan memampukan mereka keluar dari QLC. Tawaran pemikiran dari Kierkegaard adalah bahwa tekanan merupakan bagian dari kehidupan yang tidak perlu dihindari dan orang Kristen memiliki tanggung jawab untuk menemukan makna dalam penderitaan dan mengelola tekanan-tekanan yang dialami.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Binsar Jonathan Pakpahan, Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta

Wakil Ketua 4 Bidang Public Relations

Lektor Kepala Bidang Etika dan Filsafat

Published
2024-07-12
How to Cite
Adua, O. J. P., & Pakpahan, B. J. (2024). Quarter-Life Crisis dan atas Perspektif Spiritualitas Søren Kierkegaard untuk Menghadapi Tekanan: Studi Atas Pemuda GPIB Maranatha Bandung. Jurnal Amanat Agung, 19(1), 24-57. https://doi.org/10.47754/jaa.v19i1.588