KASIH MEMENUHI HUKUM TAURAT
Relasi Hukum Taurat dan Etika Paulus Dalam Roma 13:8-10
Abstract
Diskursus mengenai hukum Taurat (νόμος) dalam teologia Paulus merupakan topik yang tidak luput dari perdebatan berkepanjangan diantara para ahli teologi Paulus. Berbagai pendekatan dan sudut pandang yang berbeda telah dihasilkan dari diskursus tersebut. Tema hukum Taurat dalam teologi Paulus, khususnya etika di surat Roma bersifat problematik. Pada satu sisi Paulus menegaskan bahwa orang percaya tidak lagi berada dibawah hukum Taurat (Rm. 7:6) karena hukum Taurat telah digenapai (Rm. 8:1-4; 10:4). Paulus dalam Roma 13:8-10, menyatakan kasih sebagai landasan dan identitas etika jemaat dengan mengutip hukum Taurat. Walaupun Paulus tidak pernah secara eksplisit mendorong jemaatnya untuk mendasarkan etika mereka pada hukum Taurat, tetapi istilah “memenuhi” (ἀνακεφαλαιόω) menyiratkan hukum Taurat memiliki peran secara teologis dan positif dalam etika Paulus. Istilah “memenuhi” memberikan kesan keberlanjutan dan dukungan terhadap hukum Taurat. Apakah Paulus sedang memberikan dukungan pelaksanaan Hukum Taurat dalam etikanya? Apa sebenarnya makna atau peran hukum Taurat dalam pengajaran etika Paulus? Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji relasi hukum Taurat dengan etika Paulus dalam Roma 13:8-10. Pendekatan discourses analysis (DA) berbasis pada fungsi “partikel" atau “fitur” akan digunakan untuk mempertajam hasil eksegesis teks Roma 13:8-10.
Downloads
Copyright (c) 2024 Jurnal Amanat Agung
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.